2015-02-11

Jemaah Haji Waspada MERS

Dunia pernah gempar saat virus SARS atau sindrom pernapasan akut ini mulai menyebar ke seluruh dunia sekitar tahun 2003 lalu. Kini setelah berselang 10 tahun, muncul virus dengan gejala serupa yang disebut dengan Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS CoV).

MERS CoV Atau MERS adalah jenis virus baru mematikan yang menyerang sistem pernapasan. Virus tersebut pertama kali muncul di negara-negara Timur Tengah dan kini menyebar hingga ke Eropa. Karena sifatnya yang masih baru, belum ditemukan vaksin yang efektif dapat mencegah penyebaran virus.

Di Indonesia sudah ada 169 kasus terduga MERS, namun hingga Rabu (18/6/2014) di antara 169 kasus terduga MERS di Indonesia, tidak ada yang terdeteksi positif MERS. Sekretaris Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Mohammad Subuh mengatakan, dari 169 terduga MERS, 161 negatif dan sisanya yang delapan masih menunggu pemeriksaan.

Meksi belum positif, isu MERS ini tetap menjadi perhatian serius Pemerintah Indonesia. Bagaimana tidak, Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki populasi umat muslim  yang besar. Pada tahun 2013, sekitar 200 ribu orang melakukan ibadah haji di Mekkah, sekitar 750 ribu orang melakukan ibadah umrah di Arab Saudi, Selain dari itu, sekitar satu juta TKI indonesia berangkat ke Arab Saudi. Ketiga kelompok tersebut dapat terinspeksi Mers dan menyerbarkannya ke Indonesia.

Persiapan Jemaah Haji Hindari Mers
Calon jamaah ibadah umrah dan haji Indonesia harus persiapkan fisik dan kesehatan prima menjelang keberangkatan agar tidak terjangkit MERS ini. Ada tiga fase yang harus dilakukan oleh jemaah haji agar terhindar dari virus MERS.

Pertama adalah fase sebelum berangkat ke Tanah Suci yakni dengan melakukan pemeriksaan kesehatan, melakukan vakisinasi suntik meningitis sesuai aturan pemerintah, Tidak dianjurkan berangkat bila telah dalam kondisi sakit sebelum berangkat atau mempunyai penyakit kronis yang tidak terkontrol, misalnya penyakit kardiopulmonal dan sistem kekebalan tubuh.

Fase kedua adalah saat berada di Tanah Suci. Jemaah Haji hendaknya melakukan langkah-langkah umum untuk mencegah penularan semua penyakit pernafasan dengan hindari kontak dekat dengan siapa saja yang menunjukkan gejala (batuk dan bersin). Menutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin (etika batuk).

Menjaga baik kebersihan tangan
mencuci tangan sesering mungkin setidaknya 15 sampai 20 detik dengan sabun dan air
tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut.

Menjaga benda dan permukaan bersih dan didesinfeksiDianjurkan untuk tidak berdekatan dengan unta, tidak minum susu unta mentah atau makanan yang mungkin terkontaminasi. Bukti menunjukkan bahwa virus mungkin memiliki asal usul terkait dengan unta, meskipun bukti ini masih diteliti.

Fase ketiga adalah setelah pulang dari perjalanan, Jemaah wajib mewaspadai gangguan kesehatan yang bisa terjadi karena tertular saat perjalanan hingga 15 hari sesudah pulang. Apabila menderita sakit saat pulang dari perjalanan, segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan. Gejala yang harus diwaspadai adalah bila menderita sakit akut dengan gejala gangguan saluran nafas berat, demam atau diare.

Sementara itu pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga melakukan upaya-upaya preventif mencegah MERS masuk ke Indonesia. Seperti peningkatan kegiatan pemantauan di point of entry pintu masuk negara, penguatan Surveilans epidemiologi termasuk surveilans pneumonia. Menyiapkan dan membagikan lim dokumen terkait persiapan penanggulangan MERS – CoV, yang terdiri dari pedoman umum MERS CoV, Tatalaksana klinis,Pencegahan Infeksi, Surveilans di masyarakat umum dan di pintu masuk negara

Virus Mers, Penyakit Apa Itu?
Virus itu diduga berasal dari kelelawar, tetapi juga tersebar luas pada unta. Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi dan  telah menyebar di Uni Emirat Arab.

MERS-CoV adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari ringan sampai yang berat. Gejala klasik virus itu adalah demam dan sesak napas, yang menunjukkan gejala pneumonia, tetapi sudah ada sejumlah kasus ringan dan gejala yang tidak biasa.

Jumlah kasus MERS di dunia tetap bertambah namun belum ada penularan antar manusia secara luas seperti saat virus SARS mewabah. Virus MERS sendiri dapat ditularkan melalui kontak secara dekat antar orang, meskipun demikian virus tersebut tidak mudah menyebar dan dapat dibunuh dengan bahan-bahan disinfektan

Sejauh ini tidak ada obat untuk virus itu. Pasien hanya ditempatkan di ventilator dan diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi bakteri sekunder, dengan harapan sistem kekebalan tubuh pasien perlahan-lahan akan mengalahkan virus itu.

Sementara itu, WHO menyatakan bahwaMERS CoV merupakan situasi serius dan perlu perhatian besar namun belum terjadi kejadian darurat kesehatan masyarakat (PHEIC/Public health emergency of international concern). ***

Copyright © 2013 Blog Mariadopano: Jemaah Haji Waspada MERS | www.bookie7.co